Ryans memories

Mma

Selasa, 11 September 2007

사랑합니다 "sungguh ku mencintaimu"


여자 이니까 "gadisnya" *when U love someone it's mean make yourself be happy in Ur life* by."adenoroano"

Penyumbat Saluran Rezeki


Allah SWT menciptakan semua makhluk telah sempurna dengan pembagian rezekinya. Tidak ada satu pun yang akan ditelantarkan-Nya, termasuk kita. Karena itu, rezeki kita yang sudah Allah jamin pemenuhannya. Yang dibutuhkan adalah mau atau tidak kita mencarinya. Yang lebih tinggi lagi benar atau tidak cara mendapatkannya. Rezeki di sini tentu bukan sekadar uang. Ilmu, kesehatan, ketenteraman jiwa, pasangan hidup, keturunan, nama baik, persaudaraan, ketaatan termasuk pula rezeki, bahkan lebih tinggi nilainya dibanding uang.
Walau demikian, ada banyak orang yang dipusingkan dengan masalah pembagian rezeki ini. “Kok rezeki saya seret banget, padahal sudah mati-matian mencarinya?” “Mengapa ya saya gagal terus dalam bisnis?” “Mengapa hati saya tidak pernah tenang?” Ada banyak penyebab, mungkin cara mencarinya yang kurang profesional, kurang serius mengusahakannya, atau ada kondisi yang menyebabkan Allah Azza wa Jalla “menahan” rezeki yang bersangkutan. Poin terakhir inilah yang akan kita bahas. Mengapa aliran rezeki kita tersumbat? Apa saja penyebabnya?
Saudaraku, Allah adalah Dzat Pembagi Rezeki. Tidak ada setetes pun air yang masuk ke mulut kita kecuali atas izin-Nya. Karena itu, jika Allah SWT sampai menahan rezeki kita, pasti ada prosedur yang salah yang kita lakukan. Setidaknya ada lima hal yang menghalangi aliran rezeki.
Pertama, lepasnya ketawakalan dari hati. Dengan kata lain, kita berharap dan menggantungkan diri kepada selain Allah. Kita berusaha, namun usaha yang kita lakukan tidak dikaitkan dengan-Nya. Padahal Allah itu sesuai prasangka hamba-Nya. Ketika seorang hamba berprasangka buruk kepada Allah, maka keburukan-lah yang akan ia terima. Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Demikian janji Allah dalam QS Ath Thalaaq [63] ayat 3.
Kedua, dosa dan maksiat yang kita lakukan. Dosa adalah penghalang datangnya rezeki. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya seseorang terjauh dari rezeki disebabkan oleh perbuatan dosanya.” (HR Ahmad). Saudaraku, bila dosa menyumbat aliran rezeki, maka tobat akan membukanya. Andai kita simak, doa minta hujan isinya adalah permintaan tobat, doa Nabi Yunus saat berada dalam perut ikan adalah permintaan tobat, demikian pula doa memohon anak dan Lailatul Qadar adalah tobat. Karena itu, bila rezeki terasa seret, perbanyaklah tobat, dengan hati, ucapan dan perbuatan kita.
Ketiga, maksiat saat mencari nafkah. Apakah pekerjaan kita dihalalkan agama? Jika memang halal, apakah benar dalam mencari dan menjalaninya? Tanyakan selalu hal ini. Kecurangan dalam mencari nafkah, entah itu korupsi (waktu, uang), memanipulasi timbangan, praktik mark up, dsb akan membaut rezeki kita tidak berkah. Mungkin uang kita dapat, namun berkah dari uang tersebut telah hilang. Apa ciri rezeki yang tidak berkah? Mudah menguap untuk hal sia-sia, tidak membawa ketenangan, sulit dipakai untuk taat kepada Allah serta membawa penyakit. Bila kita terlanjur melakukannya, segera bertobat dan kembalikan harta tersebut kepada yang berhak menerimanya.
Keempat, pekerjaan yang melalaikan kita dari mengingat Allah. Bertanyalah, apakah aktivitas kita selama ini membuat hubungan kita dengan Allah makin menjauh? Terlalu sibuk bekerja sehingga lupa shalat (atau minimal jadi telat), lupa membaca Alquran, lupa mendidik keluarga, adalah sinyal-sinyal pekerjaan kita tidak berkah. Jika sudah demikian, jangan heran bila rezeki kita akan tersumbat. Idealnya, semua pekerjaan harus membuat kita semakin dekat dengan Allah. sibuk boleh, namun jangan sampai hak-hak Allah kita abaikan. Saudaraku, bencana sesungguhnya bukanlah bencana alam yang menimpa orang lain. Bencana sesungguhnya adalah saat kita semakin jauh dari Allah.
Kelima, enggan bersedekah. Siapapun yang pelit, niscaya hidupnya akan sempit, rezekinya mampet. Sebaliknya, sedekah adalah penolak bala, penyubur kebaikan serta pelipat ganda rezeki. Sedekah bagaikan sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji. Artinya, Allah yang Mahakaya akan membalasnya hingga tujuh ratus kali lipat (QS Al Baqarah [2]: 261). Tidakkah kita tertarik dengan janji Allah ini? Maka pastikan, tiada hari tanpa sedekah, tiada hari tanpa kebaikan. Insya Allah, Allah SWT akan membukakan pintu-pintu rezeki-Nya untuk kita. Amin. ( KH Abdullah Gymnastiar )





Thursday, January 17, 2008
Mengunjungi Gumelar, Desa yang Dibangun dengan Keringat Devisa TKI

Berangkat sebagai Pembantu, Kini Majikan Empat Restoran
Tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri tak selalu identik dengan kisah pilu akibat majikan ringan tangan. Apalagi, seperti kasus Yanti Irianti yang dihukum tembak di Arab Saudi lalu. Seperti yang terjadi di Gumelar, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, banyak "pahlawan devisa" ini yang justru menjadi pelopor kemajuan daerahnya.




CHUBY TAMANSARI, Banyumas

GUMELAR sebetulnya masih seperti dulu. Kota kecamatan yang terletak sekitar 60 kilometer dari Kota Purwokerto itu tersembul di antara bukit batu kapur. Jalannya pun berkelok-kelok. Hanya bedanya, jalan menuju ke daerah yang kini banyak warganya menjadi TKI di luar negeri itu semakin mulus.

Jangan juga membayangkan rumah-rumah reyot seperti di pedesaan miskin di Jawa. Sebab, di sepanjang jalan terlihat pemandangan rumah-rumah bagus bergaya modern yang berdiri di sela-sela rerimbunan pepohonan. Yang khas dari Desa Gumelar adalah: sekitar 75 persen penduduknya bekerja di luar negeri sebagai TKI.

Salah seorang keluarga TKI yang sukses di Desa Gumelar adalah Suyatmi. Kemakmuran Suyatmi tecermin dari rumahnya di kawasan Gerumbu Palumbungan Lor yang tertata apik. Begitu masuk halaman rumah di tepi jalan itu, Radar Banyumas (Grup Jawa Pos) disambut deretan bunga anthurium, adenium, dan beberapa jenis kaktus yang berjejer rapi di teras.

Oleh Suyatmi, Radar Banyumas ditemui di satu set sofa empuk di ruang tamunya. Di dinding terlihat foto-foto Kasino (berukuran 10 R), suami yang nampang di tempat tinggalnya di Korea. Di ruang keluarga tertata rapi sebuah TV warna berukuran besar. Dari pintu kamar yang terbuka, terlihat sebuah springbed besar dengan ranjang besi berukir.

"Tahun ini suami saya sudah lima tahun di Korea," kata Suyatmi memulai cerita tentang sang suami. Oleh bosnya di Korea, Kasino awalnya dikontrak tiga tahun. Namun, karena tenaganya dibutuhkan, waktu kontrak Kasino diperpanjang. "Tapi, yang dua tahun pertama dulu ilegal," kata wanita itu dengan polos.

Dari hasil bekerja lima tahun, pasangan yang belum dikaruniai momongan itu bisa membangun rumah permanen dengan harga lebih dari Rp 200 juta. Wanita berumur 30 tahun itu bahkan berhasil menyisihkan kiriman suami untuk membuat toko yang di depan rumah. "Ini buat sangu kalau nanti suami saya sudah pulang dan tak kembali (ke Korea) lagi," katanya.

Seperti Kasino, Casini menjadi contoh lain kesuksesan TKI. Ibu dua anak itu tadinya bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Taiwan. Dari hasil kerja tiga tahun di negara yang dipimpin Chen Sui-bian itu, wanita 35 tahun ini kini mampu menyekolahkan anak pertamanya, Tanti Pratiwi, ke IKIP PGRI Semarang.

"Saya juga bisa membuat konter HP, buka wartel, dan membeli sawahsenilai Rp 100 juta," ujarnya bangga. Istri Kusman itu tak mengira bakal bisa hidup layak seperti sekarang. "Saya nekat saja waktu itu. Yang penting niatnya baik, untuk keluarga dan anak-anak saya," katanya di rumahnya yang asri.

Parno, salah satu pengerah jasa TKI setempat, mengakui sebagian besar warga Desa Gumelar memang pernah atau sedang menjadi TKI. "Dari sekitar 6.800 penduduk, 75 persen adalah TKI. "Dan, alhamdulillah, hampir semuanya sukses. Ini bisa dilihat dari kondisi rumah dan perekonomian warga," jelasnya.

Berdasar pengamatan Radar Banyumas, rumah-rumah di desa itu bagus-bagus. Beberapa di antaranya bahkan hanya bisa ditemukan di daerah perkotaan. Rumah tingkat dan berarsitektur Spanyol paling banyak dipakai.

Salah satu rumah yang cukup megah di Gumelar adalah milik Purwani, seorang TKW yang kini bekerja di Malaysia. Meski hampir semua rumah di sekitar tergolong bagus, rumah Purwani terlihat sangat berbeda. Lokasinya yang hanya dua meter dari jalan raya membuat rumah bertingkat dua tersebut tampil menjulang.

Saat Radar Banyumas masuk ke halaman, lima motor bebek baru milik keluarga Purwani tampak diparkir rapi. "Mari, silakan masuk Mas," kata Mangku Hartanto yang menyambut di pintu rumah yang terbuat dari kayu jati.

Pemuda 23 tahun itu baru sebulan pulang dari Malaysia. Seperti Purwani, ibunya, Mangku membantu mengelola salah satu restoran milik Pipin, sang tante, di negeri jiran.

Memasuki rumah berkeramik cokelat tersebut, Radar Banyumas disambut Kursi-kursi besar nan empuk tertata di ruang tamu. Di dinding, ada beberapa lukisan dan karpet bergambar Kakbah serta Masjidil Haram. Vas keramik berukuran besar juga tertata apik di pojok ruangan dan samping bufet.

Kesuksesan Pipin, menurut Mangku, berawal saat tantenya tersebut diperistri seorang polisi Malaysia bernama Zulkhaerul. "Sebenarnya, Bulik (tante) saya dulu berangkat sebagai pembantu rumah tangga," ungkap Mangku mengawali cerita.

Saat itu, Pipin berangkat pada 1990. Dua tahun bekerja, Pipin bertemu Zulkhaerul, seorang polisi Malaysia. Tampaknya, benih cinta bersemi di antara dua insan berbeda kebangsaan tersebut. Karena itu, akhirnya keduanya sepakat menikah.

"Begitu suami pensiun, Bulik Pipin dan Pak Zulkhaerul membuat kantin kecil di dekat proyek pembangunan. Lama-kelamaan, kantin bertambah besar dan akhirnya membuat restoran masakan Padang," jelasnya.

Tampaknya, racikan tangan warga Palumbungan Lor, Desa Gumelar, itu disukai banyak orang. Hal tersebut dibuktikan oleh pesatnya perkembangan restoran bernama Selera Idaman itu. "Saat ini sudah ada empat cabang di Kuala Lumpur," kata Agung Setyo Kuncoro, sepupu Mangku, yang juga pernah ikut membantu di Malaysia.

Sukses di negeri orang, Pipin tak lantas lupa daratan dan tanah kelahiran. Satu per satu keluarganya dibawa untuk ikut membantu. Di antaranya adalah Purwani, ibu Mangku, yang hingga kini masih di sana. Selain itu, ada keponakan dan saudara sekampung yang ikut dibawa untuk dipekerjakan di sana.

"Meski berstatus keluarga, kami digaji secara profesional," ujar Khotijah, sepupu Mangku lainnya yang ikut menemani. Menurut dia, setiap bulan, karyawan digaji 800 ringgit.

Berkat kerja kerasnya tersebut, kini Purwani bisa membangun rumah mewah berlantai dua dengan luas lebih dari 500 meter persegi. Bersama anak-anaknya, Purwani juga sudah membangun bengkel sepeda motor di ibu kota kecamatan.

Ketua Asosiasi Pengusaha Pengerah Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) Banyumas Drs H R. Soenardi mengaku, Gumelar adalah salah satu desa yang sukses membangun dengan dana dari TKI. Dia hanya punya satu nasihat agar para TKI bisa bekerja dengan tenang di luar negeri. "Yang penting berangkat dengan prosedur yang benar dan legal. Insya Allah tidak akan ada masalah di sana," kata mantan wali kota Purwokerto tersebut

Sumber: JawaPos.com

Minggu, 09 September 2007

sepuluh langkah menyambut ramadhan

1. Berdoalah agar Allah swt. memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu dengan bulan Ramadan dalam keadaan sehat wal afiat. Dengan keadaan sehat, kita bisa melaksanakan ibadah secara maksimal di bulan itu, baik puasa, shalat, tilawah, dan dzikir. Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. apabila masuk bulan Rajab selalu berdoa, hAllahuma bariklana fii rajab wa syafban, wa balighna ramadan.h Artinya, ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Syafban; dan sampaikan kami ke bulan Ramadan. (HR. Ahmad dan Tabrani)
Para salafush-shalih selalu memohon kepada Allah agar diberikan karunia bulan Ramadan; dan berdoa agar Allah menerima amal mereka. Bila telah masuk awal Ramadhan, mereka berdoa kepada Allah, hAllahu akbar, allahuma ahillahu alaina bil amni wal iman was salamah wal islam wat taufik lima tuhibbuhu wa tardha.h Artinya, ya Allah, karuniakan kepada kami pada bulan ini keamanan, keimanan, keselamatan, dan keislaman; dan berikan kepada kami taufik agar mampu melakukan amalan yang engkau cintai dan ridhai.


2. Bersyukurlah dan puji Allah atas karunia Ramadan yang kembali diberikan kepada kita. Al-Imam Nawawi dalam kitab Adzkar-nya berkata, hDianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur; dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya. h Dan di antara nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan. Maka, ketika Ramadan telah tiba dan kita dalam kondisi sehat wal afiat, kita harus bersyukur dengan memuji Allah sebagai bentuk syukur.


3. Bergembiralah dengan kedatangan bulan Ramadan. Rasulullah saw. selalu memberikan kabar gembira kepada para shahabat setiap kali datang bulan Ramadan, gTelah datang kepada kalian bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.h (HR. Ahmad).
Salafush-shalih sangat memperhatikan bulan Ramadan. Mereka sangat gembira dengan kedatangannya. Tidak ada kegembiraan yang paling besar selain kedatangan bulan Ramadan karena bulan itu bulan penuh kebaikan dan turunnya rahmat.


4. Rancanglah agenda kegiatan untuk mendapatkan manfaat sebesar mungkin dari bulan Ramadan. Ramadhan sangat singkat. Karena itu, isi setiap detiknya dengan amalan yang berharga, yang bisa membersihkan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah.


5. Bertekadlah mengisi waktu-waktu Ramadan dengan ketaatan. Barangsiapa jujur kepada Allah, maka Allah akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktifitas-aktifitas kebaikan. gTetapi jikalau mereka benar terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.h [Q.S. Muhamad (47): 21]


6. Pelajarilah hukum-hukum semua amalan ibadah di bulan Ramadan. Wajib bagi setiap mukmin beribadah dengan dilandasi ilmu. Kita wajib mengetahui ilmu dan hukum berpuasa sebelum Ramadan datang agar puasa kita benar dan diterima oleh Allah. gTanyakanlah kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui,h begitu kata Allah di Al-Qurfan surah Al-Anbiyaaf ayat 7.


7. Sambut Ramadan dengan tekad meninggalkan dosa dan kebiasaan buruk. Bertaubatlah secara benar dari segala dosa dan kesalahan. Ramadan adalah bulan taubat. gDan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.h [Q.S. An-Nur (24): 31]


8. Siapkan jiwa dan ruhiyah kita dengan bacaan yang mendukung proses tadzkiyatun- nafs. Hadiri majelis ilmu yang membahas tentang keutamaan, hukum, dan hikmah puasa. Sehingga secara mental kita siap untuk melaksanakan ketaatan pada bulan Ramadan.


9. Siapkan diri untuk berdakwah di bulan Ramadhan dengan:
· buat catatan kecil untuk kultum tarawih serta bafda sholat subuh dan zhuhur.
· membagikan buku saku atau selebaran yang berisi nasihat dan keutamaan puasa.


10. Sambutlah Ramadan dengan membuka lembaran baru yang bersih. Kepada Allah, dengan taubatan nashuha. Kepada Rasulullah saw., dengan melanjutkan risalah dakwahnya dan menjalankan sunnah-sunnahnya. Kepada orang tua, istri-anak, dan karib kerabat, dengan mempererat hubungan silaturrahmi. Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang paling bermanfaat bagi mereka. Sebab, manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain

Kamis, 06 September 2007

Tahukah engkau apakah cinta itu??

Senin,27 Agustus 2007... oleh ..Adenoroano
Itulah pertayaan yang diajukan oleh seseorang kepada Syeikh Abul Hasan asy-Syadzily ra:
1. Apakah yang disebut minuman Cinta?
2. Apa gelas piala Cinta?
3. Siapa sang peminum?
4. Apakah rasa minumannya?
5. Siapakan para peminum sejati?
6. Apakah rasa segar minuman?
7. Apakah yang disebut mabuk Cinta?
8. Apa pula sadar dari mabuk itu?
Syeikh Abul Hasan asy-Syadzili menjawab: Minuman Cinta adalah Cahaya yang cemerlang berkalian dari Kemahaindahan Sang Kekasih. Gelas pialanya adalah kelembutan yang menghubungkan ke bibir-bibir hati. Sang peminum adalah pihak yang mendapat limpahan agung kepada orang-orang istemewa seperti para Auliya dan hamba-hambaNya yang saleh. Allah Yang Maha Tahu kadar kepastian dan kebajikan bagi kekasih-kekasihNya. Sang Peminum adalah pecinta yang dibukakan keindahan cinta itu dan menyerap minuman nafas demi nafas jiwa. Rasa minuman adalah rasa dibalik orang yang terdendam rindunya ketika hijab diturunkan. Sang peminum sejati adalah pecinta yang meneguk arak cinta itu, sejam dua jam. Rasa segar peminuman cinta adalah bagi orang yang dilimpahi arak cinta dan terus menerus meminumnya hingga kerongkongan penuh sampai ke urat nadinya. Cahaya Allah ada dibalik minuman yang melimpah itu. Mabuk Cinta adalah ketika seseorang hanyut dalam rasa dan hilang akal, tidak mengerti apa yang dikatakan dan diucapkan padanya. Sadar dari mabuk cinta, adalah situasi sadar ketika gelas piala minuman cinta dikelilingkan, di hadapan mereka berbagai kondisi ruhani silih berganti, lalu kembali pada dzikir dan ketaatan, tidak terhijabi oleh sifat-sifat dengan berbagai ragam kadar yang ada, itulah yang disebut sebagai waktu sadar cinta, ketika pandangannya meluas melintas batas dan pengetahuannya semakin bertambah. Mereka berada di bintang-bintang pengetahuan, berada di rembulan Tauhid, untuk menjadi petunjuk ketika malam menjadi gulita. Mereka dengan matahari ma'rifat, mencerahi padang harinya. Mereka itulah yang disebut Hizbullah (Pasukan-pasukan Allah) dan ingatlah bahwa Hizbullah itulah yang menang." (Al-Mujadilah: 22)

kisahnyata ---Era muslim " Mbok Narti "--


Publikasi 09.45 WIB 2007/09/06
Mbok Narti... Begitu kami sekeluarga memanggilnya. Usia-nya sudah 60 tahun, namun kegagahan dan kegesitannya justru membuat sosoknya terlihat 10 tahun lebih muda. Mbok Narti baru bekerja beberapa minggu di tempat kami. Seorang tetangga membawanya ke rumah ibu ketika mengetahui bahwa kami membutuhkan asisten di rumah kami. Ayah yang sudah sakit dalam 8 bulan terakhir tentu menyita waktu ibu untuk mengurusnya. Alhasil pekerjaan rumah tangga sedikit 'keteteran' karena kami bekerja seharian di luar rumah. Alhamdulillah, kami dapat bernafas lega ketika mendapatkan bantuan mbok Narti ini. Setiap ba'da shubuh dia sudah rajin bekerja dari mencuci, memasak dan menyetrika. Mbok Narti tidak pernah mengijinkan ibu untuk membantunya, alih-alih mbok Narti menyarankan ibu untuk konsentrasi menyiapkan dan mengurus keperluan ayah yang sedang sakit. Mbok Narti hidup sebatang-kara di dunia ini, begitu informasi yang kami dapatkan lewat tentangga. Dia tidak pernah menceritakan asal-usul dirinya dengan jelas. Mbok Narti, sosok baru di rumah kami ini langsung menjadi idola. Senyumnya tidak pernah lepas dari bibirnya. Pekerjaan dia selesaikan dengan giat dan gesit. Setiap malamnya tidak pernah dilewatkan mbok Narti dengan bersimpuh di hadapan Sang Khaliq. Selalu khusyuk dalam sujud dan do'a-nya. Dan suatu hari, setelah hampir tiga minggu mbok Narti bekerja di rumah kami. Tiba-tiba kami kedatangan seorang tamu. Seorang dokter dari Jakarta. Awalnya kami agak terkejut dengan maksud dan tujuan dokter tersebut untuk menjemput mbok Narti. Astaghfirullah, kami sempat bersu'udzon tentang sesuatu hal yang buruk yang pernah terjadi kepada si mbok ketika bekerja di Jakarta dahulu. Namun, dokter yang ternyata bekas majikan si mbok tersebut justru memohon maaf kepada kami untuk menjemput mbok Narti karena si mbok dirindukan oleh anaknya. Rupanya putera si dokter meminta ayahnya untuk datang ke rumah kami menjemput mbok Narti. Ah, rupanya ada yang merindukan si mbok di sana. Si dokter itupun bercerita bahwa anak bungsu-nya tidak mau makan sejak mbok Narti pulang ke kampungnya. Persis seperti di sinetron-sinetron memang, namun itulah fakta yang terjadi. Entah apa yang membuat mbok Narti berhenti bekerja dari rumah si dokter tersebut sebelumnya. Namun dari kehidupan, tindak-tanduk mbok Narti yang baru beberapa minggu di rumah kami, mbok Narti adalah sosok yang sangat baik dan mendekati sempurna sebagai asisten keluarga kami. Akhirnya kami pun harus melepas mbok Narti dengan berat hati. Walau baru beberapa minggu bekerja di rumah kami, namun kesan yang ditinggalkan begitu mendalam. Terus terang, kami tidak pernah mendapatkan asisten rumah tangga seperti sosok mbok Narti ini. Satu minggu berlalu sejak kepergian mbok Narti dan tetanga kami yang pernah mengantarkan si mbok datang untuk mengambil uang gaji mbok Narti yang belum sempat kami bayarkan. Memang ketika mbok Narti dijemput dahulu, dia berpesan agar gajinya dititipkan saja ke tetangga kami itu.Satu hal yang sangat mengejutkan kami adalah ketika si tetangga bercerita bahwa uang gajinya mbok Narti akan diberikan kepada Yayasan yatim piatu di kampung mbok Narti. Rupanya selama ini dia menyerahkan seluruh penghasilannya sebagai asisten kepada si tetangga untuk diberikan kepada Yayasan tersebut setiap bulannya. Bagi si mbok, dengan bekerja di suatu tempat, mendapat jaminan tempat berteduh, mendapat makan, itu sudah lebih dari cukup buat dia. Sedang penghasilannya (gajinya) dia anggap sebagai rejeki anak-anak yatim itu. Subhanallaah... dalam asma Allah dan hati yang bergetar penuh haru, ternyata baru kami sadari bahwa kami ini bukan apa-apa dibandingkan dengan mbok Narti. Setiap saat kami hanya memikirkan diri kami sendiri. Setiap saat kami hanya memikirkan makan apa besok, membeli baju dan kosmetika, rencana liburan dan hal lain yang tak bukan hanya untuk keperluan diri kami sendiri. Di sisi lain mbok Narti yang 'cuma' sebagai asisten rumah tangga yang mungkin gajinya tidak seberapa untuk ukuran orang yang mampu, justru dia sumbangkan semuanya -semuanya!- kepada orang-orang yang tidak mampu. Ah, lewat mbok Narti kami seakan di'sentil' Allah agar cepat-cepat membuka mata dan hati kami yang selama ini tertutup, bahwa hidup ini bukan hanya untuk hari ini dan esok. Bahwa hidup ini bukan hanya untuk sekedar mencari makan dan belanja pakaian. Namun, hidup ini justru menjadi lebih berarti ketika kita dapat membagi kebahagiaan kita kepada orang lain. Mbok Narti, Sungguh teladanmu melorotkan tulang-tulang kesombongan kami... Sungguh kerendah-hatianmu meruntuhkan keangkuhan kami... Sungguh kedalaman sujud-sujud malammu, menggetarkan sukma kami... Sungguh kedermawananmu membuat kami malu di hadapan Tuhan kami, Astaghfirullaah. Sungguh, kami merindukanmu mbok.

by------ MUHAMMAD NUR ( cepung )
HP. 08128690193PT. Indomobil Suzuki International Subsidiaries atPT. Buana Indomobil TradaOff. 021-8008091 021-98850102Ext. 314 - 315